Blogger Widgets

Jumat, 13 Juli 2012

Asap pulau Daii part 4

(maaf menunggu lama untuk kelanjutan dari asap pulau daii). telah kita ketahui bahwa kelompok unis telah sampai di pulau yang sangat aneh, Unis, Ino, dan Raka juga masih kebingungan pulau macam apa yang sedang mereka tempati saat ini.

 " bener bener aneh nis, gue sih taunya, pulau vulkanis itu cuma krakatau, tapi ada juga yang kaya gini yah?." ucap Raka, " kita semua gak bakal tersesat ke pulau ini kalo gak ada si bocah ingusan ini!!!!!", jawab unis, ino pun menjawab " sori deh kak..., lagian kakak tega banget sih, mau ninggalin adiknya sendiri demi kesenangan", " tumben pinter ngomong..., di rumah kan ada mama!!!???" timpal Unis. " udah deh jangan berantem lagi, eh, nis tau nggak, kita ini kan lagi ada di pulau yang nggak diketahui, bisa aja kita jadi penemu pulau yang hebat!!!, trus kita bisa dapet uang banyak deh, lumayan bisa nyewa satu restoran buat kita nge date..", " jangan ngawur, yang penting gimana cara kita keluar dari pulau yang hampir gak bisa dibedain sama penjara ini!!!", " hus!, gini gini pulau ini ada penjaganya lho, apalagi kalo udah angker begini, makanya jangan bicara sembarangan!!!", " ah, kamu nakut nakutin aja deh...".

Raka berkata sebagai pemimpin kelompok," Siang ini kita semua harus bepencar !, cari tempat peristirahatan atau bengkel perbaikan kapal!!!, ini, semua harus dapet kembang api ini, kalau sudah menemukan sesuatu nyalakan kembang api ini, kalo masih gak ketemu, kita kembali ke tempat kita sekarang lalu diriin tenda dan buat perapian. gue bakal bikin tanda tanda SOS  biar kita bisa tertolong!!.",  langsung semua murid yang ada di situ membagi kelompok, lalu mulai berpencar, tak terkecuali Ino, tentu saja dia bergabung dengan kelompok raka.
" kak udah jauh banget nih, istirahat dulu sebentar ya?", keluh Ino. " nggak!, ini resiko nya kalau mau ikut sama kakak, kalo mau istirahat silahkan, tapi kakak tinggal!" ucap Unis dengan penuh kekesalan.
tiba tiba Raka berseru, " itu dia!!, tempat peristirahatan!!, alhamdulillah, kita masih bisa selamat!!, cepet, nyalain kembang apinya!!". kembang api dinyalakan, lalu, ciiiiit dhuarrr!!!!!, cuiiit dhuarr!!!. ino memperhatikan indah nya kembang api itu. " ayo kita masuk ke dalem..!!" ucap raka.

Hotel itu terlihat sangat tua, papan penanda  hotel bahkan sudah kehilangan beberapa huruf, yang awal nya bertuliskan " HOTEL DAII"  menjadi, " HO EL D II". "permisi, apa ada orang di sini?", tiba tiba keluarlah seorang kakek, sepertinya baru selesai mandi, tentu saja kulit nya yang keputihan keriput, dengan mata biru muda yang menyolot tajam, berpakaian flanel, bercelana jeans, jalannya bungkuk, tetapi aneh nya tidak memakai tongkat, sepertinya dia keturunan mancanegara. kakek itu berkata dengan suara agak serak " selamat malam, apakah ada yang bisa saya bantu??", tentu saja sekelompok itu heran dengan ucapan selamat malam kakek itu, padahal masih siang, si raka lalu menengok ke belakang, tempat pintu masuk. aneh, di luar sangat gelap, ternyata benar yang dikatakan kakek itu, SUDAH MALAM!!!!, tetapi cepat sekali, serentak sekelompok menjadi merinding semua. kake itu melanjutkan bicara nya, " semua kamar di sini menganggur, jadi kalian bisa memilih sesuka kalian, kamar mana yang cocok." Raka menjawab sambil gemetar, " beb..berapa t..tarif setiap kamar, kek?'," cukup sepuluh ribu rupiah, nak", " kakek bisa saja bercandanya.", " tapi benar nak, sepuluh ribu rupiah per hari, dan masih kosong semua.", dalam hati raka dia berkata, "bener bener harga gila, harusnya kakek ini belajar bisnis dari bapak gue", lalu, aneh nya kakek itu bicara, " tidak perlu berlatih bisnis juga tidak apa apa nak, memang segitu harga hotel di pulau ini."
Raka berseru, "APAAAAA????!!!" Raka hampir ngompol.

Kamar pun sudah di sewa, aneh nya kelompok dua belum juga datang, Raka menemukan selembar catatan, di bawah kasur, bertuliskan




Bali, 23 september 1983.
kepada: Martha Liana

aku sangat menyesal, menginggalkanmu begitu saja di Swiss, tapi ini lah satu satunya jalan terbaik dalam hidupku. terpaksa aku harus ke pulau Bali untuk mengerjakan tugas luar negeri ku, tetapi ku harap kau sadar, betapa aku mencintaimu, ini semua demi kebutuhan keluarga kita.

salam cinta dari ku: Max Andersen.




Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar